Gambar Pesawat kecil
Altimeter
adalah sebuah perangkat dalam pada pesawat yang menunjukkan ketinggian
(Altitude) pesawat terbang terhadap permukaan yang tetap (biasanya terhadap
level kedalaman laut atau dpl). Altitude dapat dicari dengan mengukur tekanan
atmosfir. Semakin tinggi altitude semakin rendah tekanan udara. Ketika
barometer dilengkapi dengan kalibrasi nonlinear sehingga dapat menunjukan
ketinggian, Alat tersebut dinamakan barometric.
Sebuah altimeter dapat dijabarkan dalam fungsi:
z = cT log(P0/P)
Dimana :
z :
ketinggian
T :
temperatur dalam Kelvin
c :
konstanta yang tergantung terhadap percepatan gravitasi dan massa molar udara
P0
: tekanan atmosfir awal
P : tekanan atmosfir pada ketinggian berada
Sedangkan c
= R/gM
R :
konstanta gas
g :
percepatan akibat gravitasi
M : Massa
molar gas (udara)
Pada tulisan
ini, saya akan membahas referensi rancangan Matjaž
Vidmar, S53MV sebagai referensi.
Oke ... dari
referensi beliau, Rancangan ini tidak menggunakan barometer sebagai dasarnya
melainkan menggunakan radio..
Kok
bisa....?
Pada
prinsipnya radio, sinyal yang terpancarkan radio ke permukaan sebuah benda akan
terpantul. Dengan memanfaatkan prinsip itulah dapat dibuat radio altimeter.
Untuk menambah kejelasan, dibawah ini saya tampilkan gambarnya.
Gambar 1 – Prinsip kerja radio
altimeter
Agar dapat
digunakan secara tepat, antena penerima dari radio altimeter seharunya hanya
dapat menerima sinyal patulan dari landasan dan tidak menerima sinyal yang datang
langsung dari antena pemancar. Antena radio altimeter harus terpisah jauh untuk
menghindari sinyal crosstalk yang tidak diinginkan antara kedua antena tersebut.
Dikarenakan
rata-rata radio altimeter penerbangan menggunakan sistem radar
frekuensi-termodulasi. Pembawa frekuensi pemancar tersapu terus dalam rentang
frekuensi tertentu. Oleh karena itu sinyal yang diterima tertunda, sehingga
dapat menerima frekuensi berbeda dari pemancar. Jika tingkat perubahan dari frekuensi
pemancar konstan, penundaan dan karena ketinggian yang berbanding lurus dengan
perbedaan frekuensi yang diukur antara pemancar dan penerima.
Desain dari
FM radio altimeter konvensional ditunjukkan pada gambar 2. Gelombang yang
terbentuk adalah segitiga dan titik puncak atas dan bawah biasanya digunakan
untuk pengukuran ketinggian untuk mengimbangi pergeseran Doppler karena
kecepatan vertikal pesawat. Frekuensi yang terbentang biasanya antara 50Hz dan
300Hz. Semakin tinggi batas dikenakan oleh thermal noise penerima, sedangkan batas
bawah adalah kemampuan altimeter radio untuk menghilangkan pergeseran Doppler
dalam kasus turun atau naik pesawat.
Gambar 2 – Design FM radio altimeter
konvensional
Kebanyakan
radio altimeter penerbangan beroperasi di pita frekuensi 4.2-4.4GHz. Frekuensi
4.3GHz adalah kompromi antara bandwidth yang tersedia (akurasi pengukuran) dan
kekasaran permukaan landasan pacu atau target yang mencerminkan lainnya.
Rentang daya
pemancar dari 10mW (+ 10dBm) hingga 500mW (+ 27dBm). Directivity dari kedua
mengirim dan menerima antena terbatas pada sekitar 10dBi untuk memungkinkan
pengoperasian altimeter radio di moderat pitch dan Bank sudut pesawat.
Radio penerima
adalah desain homodyne yang menggunakan mixer untuk mendapatkan perbedaan
antara mengirim dan menerima frekuensi. Beat Frekuensi biasanya kurang dari
1MHz. Bagian dari pemancar juga digunakan sebagai osilator lokal untuk
penerima. Beberapa desain radio-altimeter hanya dapat menggunakan crosstalk
antara mengirim dan menerima antena untuk digunakan pada sinyal LO di terima
mixer.
Sinyal beat
disaring terlebih dahulu, kemudian diperkuat dan terbatas. Sebuah frekuensi
counter drive indikator ketinggian dan berbagai alarm ketinggian jika
diperlukan.
Akurasi dan
resolusi dari radio altimeter dibatasi oleh bandwidth RF yang tersedia seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4. Untuk menyapu frekuensi yang diberikan,
elektronik menghasilkan frekuensi beat tertentu dengan sejumlah transisi yang
dapat dihitung. Sebagai perubahan ketinggian diukur, pola beat bergeser dan
hasil kontra benar-benar membuat beberapa osilasi antara dua nilai yang
berdekatan.
Gambar 3 – Akurasi dan resolusi dari
radio altimeter
Ada berbagai
cara untuk meningkatkan akurasi dan resolusi dari altimeter radio. Solusi yang
disarankan dan dijelaskan dalam artikel ini dengan menggunakan sistem
quadrature. Kenapa menggunakan quadrature? Karena sinyal quadrature dapat
meningkatkan akurasi dan resolusi yang ditingkatkan oleh dua kanal sinyal yang
dihasilkan dari sistem tersebut. Dan yang paling penting, sistem quadrature
dapat mengubah sinyal yang diterima menjadi informasi yang kita butuhkan.
Desain Radio
Altimeter
Radio altimeter
yang akurat dengan dual-channel
(quadrature) pada penerima homodyne dapat dikembangkan dan dibangun. Aplikasi
utama dari altimeter radio ini adalah untuk membantu pilot saat pendaratan
pesawat kecil. Diagram blok dari desain baru ini disajikan pada gambar 4 .
Gambar 4 – Blok diagram dari Radio
altimeter pendaratan
Ok... Untuk
desain sistem secara keseluruhan baik (material yang dibutuhkan) dapat dilihat
pada.
http://lea.hamradio.si/~s53mv/radalt/radalt.html
Dari hasil
percobaan Matjaž Vidmar, S53MV. Hasilnya adalah sangat memuaskan,
Sinyal yang dihasilkan pada Radio altimeter adalah seperti gambar 5
Gambar 5 – Suara yang dihasilkan pada
Radio altimeter.
Dengan tambahan
Voice synthesizer, suara beep – beep dan seterusnya dapat dirubah menjadi
sebuah kata yang bisa menunjukan secara jelas berapa letak ketinggian pesawat
terhadap tanah secara akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar